Renungan
Pagi “SESUATU yang LEBIH BAIK”
22 Oktober 2017
Penyucian
Sejati
“Maka Aku
berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang –orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 5: 20).
Penyucian yang terus menerus dari mereka yang
dilindungi oleh jubah kebenaran Kristus tidak diperlukan, tetapi itu pasti akan
terjadi. Adalah suatu hal mustahil untuk tetap berada dalam perlindungan
kebenaran-Nya tetapi tidak bertumbuh dalam kasih karunia. Adalah menyenangkan
Tuhan dan keberuntungan kita bahwa kebenaran yang diperhitungkan beriringan
dengan kebenaran yang ditanamkan, dan bahwa mereka yang mempunyai hadiah ini
akan terus-menerus berkembang dalam karakter-Nya.
Kita tidak dapat melihat jubah kebenaran Kristus
yang kita kenakan ini adalah penghargaan karena kesetiaan kita yang akan kita
kenakan di dalam istana kemuliaan. Namun, yang dapat dan harus kita lihat adalah
bukti pertumbuhan rohani secara terus menerus, sebuah tanda pasti yaitu
kebaikan hati yang kita tunjukkan kepada orang lain. Ini karena: “kebenaran
yang ada di luar membuktikan kebenaran yang ada di dalam. Dia yang memiliki
kebenaran di dalam hatinya tidak akan keras hati dan tidak bersimpati, tetapi
dari hari ke hari dia akan bertumbuh pada keserupaan dengan Kristus, terus
berjalan dari kekuatan kepada kekuatan. Dia yang telah disucikan oleh kebenaran
akan mampu mengendaliakn dirinya, dan akan mengikuti jejak kaki Kristus sampai
kasih karunia menjadi penuh kemuliaan (Review
and Herald, 4 Juni 1895).
Ketika dikuduskan kita terus menerus bertumbuh di
dalam petunjuk Dia yang menguduskan kita (Ibr. 2:11). Dia yang menguduskan
adalah Yesus Kristus. Dia adalah Pribadi
kudus dan menguduskan kita. Teladan-Nya dalam perbuatan baik adalah teladan
bagi kita, dan perbuatan baik kita dalam hal ini adalah bukti yang lebih nyata
atas perlindungan-Nya daripada persepuluhan yang diberikan dengan teliti, pola
makan ketat, atau cara berpakaian konservatif.
Kasih yang hanya dinyatakan kepada saudara-saudara
seiman adalah sangat bertentangan dengan kasih karunia-Nya. Yakobus
mengingatkan kita’ “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah,
Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan
mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia” (Yak.
1: 27). Lebih jauh lagi dia memperingatkan bahwa kebiasaan ini harus di mulai dari rumah kita dan mereka
yang memungkirinya adalah lebih buruk dari seorang kafir.
Tetapi kasih dari mereka yang diselamatkan tiada
hanya untuk sebagian orang atau hanya kepada orang tertentu, hal ini termasuk
bantuan yang dapat kita berikan kepada
mereka yang membutuhkan dan semua yang teraniaya yang dapat kita bebaskan. Kenyataannya, Yesus sendiri
memperingatkan kita bahwa jika kita mengasihi atau menunjukkan rasa hormat
kepada mereka yang mengasihi kita, kita tidak lebih baik dari orang Farisi yang
belum bertobat, yang kepercayaannya telah merosot kepada sesuatu yang tidak
berarti dan hanya sebagai pertunjukkan.
Obat penangkal untuk penolakan diri dari bentuk mementingkan diri sendiri
seperti itu adalah jubah perlindungan-Nya – kebenaran-Nya yang lebih baik, yang
tidak terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar