Renungan
Pagi “SESUATU yang LEBIH BAIK”
13 Agustus 2017
Segala
Tulisan Adalah Baik
“Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”
(2 Timotius 3:16).
Mereka yang membedakan Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, menentukan bahwa yang lama tidak valid lagi sebagai penuntun
rohani, tidak paham. Benar, banyak rincian dari budaya kuno yang tidak ada lagi,
tetapi prinsip-prinsip benar dan salah yang berbentuk perintah Allah masih
berlaku. Sangat sedikit dalam masyarakat sekarang ini balas dendam karena
“ditanduk” oleh sapi tetangga menjadi masalah yang serius. Prinsip-prinsip
Perjanjian Lama mengenai pengadilan
sehubungan pelanggaran hak pribadi dan perusakan hak milik sama pentingnya bagi
hubungan manusia di zaman kita seperti di zaman mereka.
Yang terutama baik dari Perjanjian Lama,
bagaimanapun, bukanlah kode sipil maupun sosial. Yang terpenting adalah janji
dan nubuatnya yang kemudian digenapi dalam kehidupan Yesus. Penggenapan Mesias
Perjanjian Baru dari Prediksi Perjanjian Lama tentang kehidupan-Nya adalah
bukti keasliannya yang meyakinkan. Perjanjian Lama menjaga pengharapan itu
tetap hidup dalam mata rantai nubuatan mesianik yang tak terputus; Perjanjian
Baru memberi kita laporan langsung mengenai bagaimana rasanya berada di
hadirat-Nya, bagaimana rasanya mendengar suara-Nya dan melihat wajah-Nya,
menyentuh jumbai jubah-Nya, menyaksikan cahaya bersinar dalam kegelapan,
melihat “Shiloh” datang ke Israel. Anak Domba mati di Golgota, dan Juruselamat
yang telah bangkit berjalan diantara mereka.
Sekiranya tidak pernah menerima janji-janji
Perjanjian Lama mengenai rencana keselamatan Juruselamat bagi dunia kita,
pelayanan-Nya akan menjadi kurang nyata. Tetapi dengan perbandingan type
(nubuatan) dengan antitype (penggenapan) yang disediakan bagi kita memberikan
verifikasi yang meyakinkan mengenai
siapa Dia dan mengapa dan bagaimana Dia begitu mengasihi kita.
Ada saat, bagaimanapun, ketika bahkan mereka yang
menghormati Perjanjian Lama secara tidak sengaja memadamkan penekanan kepada
Kristus dengan menekankan simbol-simbolnya melampaui Juruselamatnya. Tantangan
kita, ketika kita membaca Perjanjian Lama, adalah untuk konsentrasi bukan pada
batu dari mezbah kuno atau usia daratan di mana mezbah itu berdiri, melainkan
fokus pada makna dari semua fakta-faktanya, akhir dari semua pemikiran, subjek
semua isyarat – Yesus Kristus sang Mesias, saksi kita yang benar dan setia.
0 komentar:
Posting Komentar